To be Presented at
Workshop and International Symposium:
Lesson Study Pembelajaran Matematika dan penjas Adapted Untuk Anak berkebutuhan Khusus,
Faculty of Education (FIP),
Yogyakarta State University,
23-25 Agustus 2008
by: Dr. Marsigit, M.A.
reviewed by: Dewi Widowati
Setiap adanya reformasi pendidikan, di Indonesia harus menangani berbagai isu seperti (a) bagaimana mengenalkan kurikulum yang interaktif daripada kurikulum yang bersifat instrumental, (b) bagaimana mengenalkan pendekatan yang berpusat pada siswa daripada pendekatan yang berpusat pada guru, (c) bagaimana mengenalkan inisiasi siswa daripada dominasi guru, dan (d) bagaimana mengenalkan kurikulum yang sederhana dan fleksibel daripada kurikulum yang padat dan memiliki struktur sempit. Guru harus mengubah paradigma tentang mengajar dari semula bersifat “hanya mentransfer ilmu dari guru ke siswa” menjadi “membangun pengetahuan siswa”.
Berdasarkan Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Sistem pendidikan di Indonesia harus mengembangkan kecerdasan dan ketrampilan yang dimiliki setiap individu, mengenalkan perilaku yang baik, jiwa patriot, dan tanggung jawab sosial, dan harus mengembangkan kemandirian. Meningkatkan kualitas pengajaran merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan standar pendidikan di Indonesia. Menurut Katagiri, S. (2004) bahwa untuk mengembangkan sikap matematis, siswa harus sadar bahwa dia butuh dan memahami kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan baru. Untuk itu dibutuhkan inovasi pengajaran untuk menumbuhkan kemandirian siswa, sikap matematis siswa dan cara berpikir matematika.
Lesson study dikembangkan oleh guru-guru, dosen dan ahli pendidikan Jepang, mereka mencoba berbagai metode pengajaran di sekolah. Lesson study mengenalkan paradigma baru dalam pendidikan matematika dan sains bahwa aktivitas pembelajaran tidak hanya bersifat pragmatis dan hanya untuk waktu yang singkat, tetapi dianggap sebagai tujuan seumur hidup. Lesson study memberikan kesempatan kepada guru untuk merefleksikan dan mengevaluasi, bekerjasama dengan guru lain dan dosen mengenai paradigma mereka tentang pengajaran. Pendekatan lesson study mencakup : (a) adanya kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran, (b) pengajaran dan pembelajaran secara kontekstual, (c) ketrampilan hidup, (d) kegiatan yang berkesinambungan, (e) proses interakrif yang berorientasi pengembangan kurikulum dan silabus, dan (f) adanya otonomi guru dan siswa.
Lesson study sangat efektif diterapkan dalam proses pengajaran untuk meningkatkan antusias siswa terhadap pembelajaran sains, membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan menemukan sesuatu yang baru, ketrampilan berdiskusi, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan mereka sendiri. Melalui pendekatan konstrutivisme, memungkinkan siswa untuk menemukan gaya belajar mereka sendiri. Lesson study dapat memunculkan semangat berkompetisi kelompok-kelompok belajar dalam mempresentasikan hasil diskusi mereka dan mempertahankan hasil diskusi mereka. Hal ini mengakibatkan mereka harus mempelajari banyak teori untuk kepentingan mereka sendiri. Dalam lesson study materi pengajaran banyak dikembangkan oleh guru atau dosen. Materi lesson study dikembangkan oleh dosen atau guru di kelas masing-masing atau guru dan dosen mengembangkan materi tersebut bersama selama aktivitas lesson study berlangsung. Secara umum, dosen dan atau guru mengembangkan materi pengajaran setelah berpikir panjang apa dan bagaimana mengembangkan materi pengajaran untuk topic tertentu dan kemudian mengembangkan materi tersebut. Selanjutnya, mereka mencobakan materi tersebut ke dalam kelas mereka dan kemudian merevisi berdasarkan hasil uji coba tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar